Secara umum ciri ciri pubertas seorang wanita dan laki-laki ialah mulai berfungsinya organ reproduksi mereka, dimana hormon testosterone meningkat pada laki-laki sedangkan wanita hormone estrogennya yang meningkat. Nah hormon tersebut akan berakibat pada adanya perubahan fisik maupun psikologis seorang laki-laki dan wanita.
Itulah ciri ciri pubertas yang akan kamu temukan pada mereka yang memasuki usia produktif. Lalu pernahkah kalian mendengar istilah pubertas kedua? Dimana yang mengalaminya adalah wanita dan laki-laki paruh baya? Meskipun tidak ada istilah pubertas kedua dalam dunia media tetapi usia paruh baya juga mengalami perubahan fisik dan emosional untuk memasuki usia penuaan.
Fakta Soal Pubertas Kedua
Seorang wanita maupun laki-laki yang memasuki usia paruh baya atau penuaan pasti mengalami rasa masa pubertas seperti diusia muda mereka. Meskipun tidak ada istilah ini di dunia media tetapi ciri ciri pubertas seorang remaja akan terulang di usia menjelang penuaan. Berikut ini ciri ciri pubertas kedua yang bisa kamu alami ketika memasuki usia penuaan:
- Lebih peka terhadap penampilan
- Seringkali mengalami stress
- Terjadi perubahan mood yang tidak menentu atau fluktuatif
- Over pede
- Kadang juga lebih rendah diri
- Kamu menjadi lebih agresif
- Kamu mengalami perubahan terkait hasrat seksual
Ciri ciri pubertas tersebut kita kenal dengan sebutan midlife crisis dimana kamu akan mengalaminya ketika ada di usia 40 tahun hingga usia 50 tahun. Meskipun presentasenya hanya terjadi pada 10 sampai 20 persen paruh baya.
Nah midlife crisis ini juga terjadi bukan tanpa sebab, biasanya orang yang mengalaminya adalah orang dengan riwayat perceraian, ada kematian, atau kamu sedang kehilangan pekerjaan. Untuk perubahan fisiknya mereka yang mengalami pubertas kedua akan merasakan perubahan kondisi tubuh seperti perimenopause.
Mengenal Perimenopause Saat Pubertas Kedua
Perimenopause merupakan sebuah masa perubahan atau transisi yang terjadi pada wanita sebelum akhirnya memasuki masa menopause dan ini seringkali kita kaitkan dengan pubertas kedua.
Ketika ada di masa ini produksi estrogen oleh ovarium akan menurun sampai benar-benar berhenti dan selanjutnya mjereka akan memasuki masa menopause. Mereka yang mengalami perimenopause biasanya sejak usia 30an ataupun 40an, waktu terjadinya juga berbeda-beda yaa bisa 4 tahun hingga 10 tahun.
Berikut ini tanda-tanda fisik seorang wanita yang mengalami perimenopause:
- Mudah kelelahan
- Seringkali merasakan hot flashes
- Haid sudah mulai tidak teratur
- Ritme jantung tidak menentu atau sering berdebar-debar
- Tingkat kesuburanmu menurun
- Adanya perubahan hasrat seksual
- Kepadatan tulang menurun
- Kadar kolesterol juga berubah
- Payudara kamu terasa lebih kencang
- Mengalami sindrom pramenstruasi yang kurang baik
- Vagina lebih kering
- Kamu pun lebih sering buang air kecil
Itulah perubahan fisik yang akan kamu alami sebelum memasuki masa perimenopause, kemudian untuk peruabahn secara psikologis saat pubertas kedua bisa kamu cek dibawah ini:
- Kamu mengalami perubahan secara mendadak.
- Mengalami insomnia atau sulit tidur.
- Punya beban pikiran yang berlebihan.
- Konsentrasi terganggu.
- Menjadi pelupa
Ingat yaa tidak semua wanita yang menua mengalami gejala tersebut. Namun secara umum mereka yang memasuki perimenopause akan ada perubahan mood yang sering kita kenal dengan pubertas kedua. Nah agar gejala perimenopause tidak semakin parah, kamu bisa meredakannya menggunakan cara berikut:
- Jangan merokok ataupun konsumsi alkohol
- Sering-seringlah olahraga tapi jangan yang berat-berat
- Mengkonsumsi kalsium yang cukup
- Pertahankan berat badan ideal
- Selalu tepati waktu istirahat dan kapan kamu bangunnya
Jika kamu mengalami ciri ciri pubertas di atas atau gejala lain kamu bisa konsultasi dengan dokter untuk tindakan lebih lanjutnya. Nah nanti kamu akan tau apa kamu butuh suplemen atau obat-obatan agar tidak memperburuk perimenopause. Ingat yaa ketika kamu berhubungan seksual dan setelah itu ada bercak darah, atau muncul darh padah kamu tidak mens, haid kamu lama atau memendek maka langsung datangi dokter saja yaa biar aktivitas sehari-hari tidak terganggu.